SAHABAT DALAM SUKA
MAUPUN DUKA
OLEH: AGUSTN Y.D.
Disebuah desa kecil
hidup bidadari cantik bernama Shava Azahra. Semenjak kepergian orang tuanya,
Shava terpaksa tidak melanjutkan sekolahnya. Dia hanya hidup bersama sang nenek
tercinta, Shava tetap berjuang agar bisa membahagiakan nenek. Tiap hari Shava
membantu nenek berjualan sayur mengekeliling desa, walaupun tak banyak
penghasilan yang mereka dapatkan, tetapi mereka tetap bangkit dengan apa yang
di dapatkannya itu.
****
Hingga suatu hari didepan rumah
Shava ada sebuah mobil mewah. Dan tak di sangka pemilik mobil itu adalah teman masa kecilnya yaitu Marwa.
Dengan perlahan marwa turun dari mobil mendekati rumah Shava, dengan sahabat
karibnya itu rasa senang tengah di rasakan Marwah saat kerinduanya kini sudah
terobati. “Hampir 17 tahun kita tidak
bertemu aku merindukanmu,”oceh Marwa. Sambil melepas rasa rindu yang kian cukup lama merekapun
menceritakan pengalaman yang mereka lalui saat bersaman. “ oh ya Shava kini kamu sekolah di mana?”tanya
Marwa. “ Aku terpaksa putus sekolah,
semenjak kepergian orang tuaku, kini aku tinggal sama nenek sering
sakit-sakitan. Untuk makan saja susah apalagi untuk sekolah,” jawab Shava
dangan wajah sedih. Sahabat karibnya
berusa membujuk Shava untuk sekolah bersamanya diJakarta. “Tenang, kamu boleh ikut aku sekolah ke Jakarta kok!,”tanya Marwa. Akan tetapi Shava tetap tidak mau
dengan ajakan sahabatnya karena dia hanya cewek kampung yang sukanya jualan
sayuran. “tapi bagaimana dengan biayanya, aku kan tidak punya uang?,” Shava
kembali bertanya.
Marwa
tetap memaksanya agar ikut dengannya sekolah di Jakarta, masalah biaya keluarga
marwa akan menanggungnya asalkan dia mau ikut bersamanya. “oh, tentang biaya
gambang kok nanti aku akan bilang ke ayah dan ibuku, lagi pula aku ingin
ngucapin rasa terima kasih kepada orang
tuamu karena telah membantu ayahku hingga bisa membangun perusahaan terbesar di
Jakarta”, jawab Marwa. Atas izin neneknya akhirnya Shava menerima tawaran Marwa
untuk sekolah ke Jakarta.
***
Keesokan
harinya merekapun berangkat menuju jakarta, Shava tak menyangka dengan
keindahan yang ada di kota
Jakarta. “biasa orang kampung nggkak pernah jalan-jalan ke kota sebesar
ini”Ungkap dalam hati kecil shava sambil tersenyum manis.
****
Akhirnya
mereka tiba di depan pagar rumah Marwa, malam telah silih berganti. Sinar
matahari mulai memancarkan cahayanya dan saatnya Shava untuk masuk sekolah yang
pertama kali, ia bergegas pergi bersama
Marwa. Sebagai murid baru, ia tidak mau mengecewakan neneknya yang ada di rumah
dia disini hanya untuk mencari ilmu demi neneknya tercinta dan mengapai
cita-citanya. Setibanya di sekolah banyak temen Marwa menghina Shava karena
penampilannya yang terlalu culun, setelah
bel berbunyi menunjukkan waktu istirahat Marwa mengajak sahabatnya
kekantin sekolah memperkenalka dengan teman cowoknya .“Tak tau kanapa tiap
malam aku selalu memikirkan gadis itu?,” Ujur Wisnu dalam hati. Dipagi yang cerah
Shava dan Marwa siap untuk melangkahkan kakinya di depan pintu gerbang sekolah,
disaat itu Wisnu sudah menunggu kedatangan Shava cewek impianya.
***
Setelah satu tahun lebih Shava bersekolah di Jakarta, ia
baru menyadari bahwa sebenarnya dirinya menyukai Wisnu,tetapi ia tau bahwa
Marwa juga menyukai Wisnu.
“Tapi
aku tau, semua itu hanya mimpi, aku sadar bahwa aku hanya gadis kampung
biasa, yang selalu dihina,” Ungkapannya
dalam hati Shava. Haripun terus
berlalu, tak disangka Marwa telah mengetahui hal yang mustahil terjadi pada
sahabatnya yang telah mengingkari janjinya dulu. Ketika Shava berarda didalam kamar yang terlihat murung
memikirkan sahabatnya yang telah mengingkari janjinya, Shava mengerti bahwa
teman dekatnya kini telah membencinya. Shava bertujuan untuk mengetuk pintu
kamar Marwa dengan maksud meminta maaf atas kejadian yang ada di sekolah. Marwa
tetap tidak mau membukakan pintu karna
ia merasa dikecewakan oleh sahabatnya. “Marwa
tolong bukakan pintu, aku mau ngomong suatu dengan kamu,”tanya Shava kepada
Marwa.
Tetapi
Marwa tetap tidak mau membukakan pintu untuk Shava, akan tetapi Shava sadar
bahwa dia disini hanya menumpang, dan kini telah membuat hati sahabatnya sakit.
Dalam pikiran Shava dia hanya ingin kembali ke kampung bersama neneknya dari
pada di jakarta membuat hati teman dekatnya sakit. “ Ya sudah kalau begitu wa,
aku mau pamit untuk pulang ke kampung, maafkan aku selama ini telah
merepotkanmu dan sering membuat hatimu sakit,”pamit Shava kepada Marwa. Tanpa sadar hati nurani kecil Marwa
tebuka untuk sahabat kecilnya, dan akhirnya Marwa memaafkan Shava tetapi ada
satu persayaratan untuk sahabatnya, bahwa persahabatanya harus tetap utuh
selamanya walau bagai rintangan telah menghadangnya.
****
Keesokan harinya, ketika Shava dan Marwa berangkat ke
sekolah, ada banyak siswa yang berdiri didepan papan pengumuman. Tiba-tiba
Shava terkejut karna dipapan pengumuman tertempel namanya yang mendapatkan
beasiswa untuk kuliah di Amerika, selama dia sekolah di jakarta, ia sangat
dikagumi guru-guru yang lain. Pemerintah
memberikan bantuan untuk siswa yang
berprestasi. Dengan
hati yang senang akhirnya Shava
berangkat ke Amerika demi mengapai cita-citanya yang dimpikannya dahulu. Karna
ia seorang siswa yang berprestasi di kelas.
****
Tujuh tahun kemudian,
Selama
bertahun-tahun Shava kuliah di Amerika, Akhirnya ia mendapatkan gelar sarjana
sekaligus diwisuda bersama 4.000 juta mahasiwi lainya. Rasa senang dan bangga
kini tengah melekat dijiwa Shava, ketika ia akan bersiap-siap untuk
melangkahkan kakinya di tanah kelahirannya. Setibanya
dirumah, Marwa merasa senang dengan keberhasilan sahabatnya itu. Jadi Mulai
dari sekarang Shava tidak mau merpotkan keluarga Marwa lagi ia berusaha mencari
pekerjaan untuk membeli rumah, dan kelak akan dipersembahkan kepada neneknya
yang ada di kampung.
****
Beberapa bulan kemudian setelah ia berhasil membeli rumah
tiba-tiba sahabatnya datang untuk memberi informasi bahwasanya neneknya yang
ada di kampung telah meninggal sebulan
yang lalu. Ia sangat terpukul atas kepergian neneknya karena selama ini Shava
tidak pernah memberi kabar tentang dirinya yang
yang telah berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Amerika. Namun
kesedihan itu tidak berlarut lama, karena ia masih punya sahabat yang selalu
menemani didalam sedih maupun bahagia. Shava tetap berusaha mencari
pekerjaan,dan akhirnya ia mendapat
pekerjaan disebuah perusahaan besar di jakarta, tak disangka pemiliknhya ialah ayah Wisnu teman sewaktu di SMA. Akhirnya
dia telah menemukan kebahagiaan selama ini yang diimpikan mempunyai rumah baru,
dan bisa mendapat pekerjaan sebagai direktur utama perusahaan yang ada di
Jakarta apalagi sahabatnya yang selalu
menemani disaat suka maupun duka.
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar