Tim reportase Al-Ittihad berpose dengan kepala KUA Jatirogo, belum lama ini (Foto : Sella) |
Al-Ittihad, edisi 1 - Kaifa halukum, sahabat
Al-ittihad. Di zaman modern seperti saat ini, tentu berbagai
produk teknologi sering bermunculan. Semuanya memiliki nilai, baik positif
mapun negatif. Nah, kondisi itu akan sangat rentan menimbulkan berbagai dampak
terhadap remaja, terkhusus dampak negatif. Itu terjadi, jika para remaja tidak
bisa membawa diri dan justru diperalat oleh teknologi, bukan memperalatnya.
Remaja era kini mempunyai ciri khas tersendiri
dengan remaja era dulu. Sebab, remaja era kini lebih akrab disuguhi oleh
berbagai produk teknologi yang membuat mereka bisa melakukan akses apapun. Satu
hal yang paling menonjol dari remaja era kini adalah identiknya mereka dengan dunia
internet. Berbagai situs informasi maupun jejaring sosial yang ditimbulkan dari
jaringan internet, bisa dengan mudah mereka nikamti, kapanpun dan dimanapun.
Lewat facebok maupun twiter misalnya,
remaja era kini bisa melakukan interaksi dengan siapapun dan dengan model
apapun. Nilai positifnya adalah, mereka bisa dengan mudah mendapatkan segala
informasi yang dibutuhkan melalui jaringan teman. Namun, tentu kondisi itu bisa
saja berdampak negatif, terutama terkait dengan kenakalan. Paling parah, bentuk
paling ekstrim dari kenakalan remaja adalah pergaulan bebas.
Pada intinya kenakalan remaja adalah
segala tindakan yang dilakukan oeh oknum remaja dengan tanpa mempedulikan
aturan atau norma yang berlaku. dibutuhkan peranan banyak pihak dalam upaya
penanggulangannya. Demikian pendapat Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Jatirogo, Bapak Abdul Malik saat ditemui tim reporter Al-Ittihad di kantornya,
senin (15/4) pagi.
“Segala hal yang melanggar aturan
atau norma itu bisa disebut sebagai sebuah perilaku menyimpang. Jika itu dilakukan
oleh kalangan remaja, maka disebut kenakalan remaja,” ungkap beliau ramah.
Secara khusus bapak Malik mengatakan,
pondok pesntren merupakan salah satu solusi tepat dalam upaya penaggulangan
kenakalan remaja. Itu lantaran, pesantren merupakan basis ilmu agama dan etika.
“Anak ,muda zaman sekarang seringkali berontak ketika diarahkan oleh orang tua.
Padahal arahan itu tentu memiliki tujuan baik yang oleh anak belum diketahui maksudnya,”
terang bapak Malik seraya tersenyum.
Abdi Negara asli merakurak ini menambahkan,
dengan adanya pondok pesantren, maka ada media atau sarana yang bisa digunakan
sebagai jalan meningkatkan ketakwaan dan keimanan di kalangan masyarakat,
termasuk remaja. Sayangnya, menurut bapak malik, Sejauh ini, minat masyarakat
masih terkesan minim untuk mengarahkan putra-putri mereka dalam sebuah pesantren.
“Saya kira. pesantren salaf maupun
modern itu sama penting di era sekarang. Salaf lebih menitik-beratkan pada
pendalaman kitab kuning dan etika, sedangkan pesantren modern selain mengkaji
kitab kuning, juga mengajarkan ilmu umum,”
pangkas beliau mengakhiri perbincangan. (Isma/Siti/Faiz)
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar