Pengurus OSIS MTs Ulumyyah periode 2012/2013 (Foto : Ma'ruf) |
SINOPSIS
Pada jaman
dahulu kala, jauh-jauh hari sebelum kita berada di sini, berdirilah kerajaan
Islam di daratan pantai utara pulau jawa. Kerajaan itu bernama Ulumiyyah yang
dipimpin oleh seorang arif bijaksana bernama Raden Bledeg Jowo. Di bawah
kepemimpinannya, rakyat Ulumiyyah hidup damai sentosa dan sejahtera dengan
Islam sebagai ajarannya.
Padi
menghijau, ternak melimpah dan tidak ada seorang pun dari rakyat Ulumiyyah yang
menderita kelaparan, karena raja Bledeg Jowo selalu adil dan melindungi rakyat
dengan sepenuh hati. Kekacauan hampir tidak pernah terdengar, karena kesigapan
pasukan kerajaan di bawah pimpinan patih Ireng Crumut, dibantu ajudannya Ki
Hamda Humud bin Himad Himid. Apalagi permaisuri raja, Ratu Blantikan,
senantiasa menemani dan memberikan motivasi setiap ada persoalan melanda.
Namun,
ketenangan kerajaan Ulumiyyah sedikit terusik ketika suatu masa tersiar kabar
nan jauh di sana, di bekas tanah mataram berdiri kerajaan Sarkem yang dipimpin
oleh seorang biadab nan keji, Raja Tuning alias untu kuning dan dibantu oleh Patih
Bimoli alias bibir monyong lima senti. Kehidupan di sana tak ubahnya seperti
jaman jahiliyyah, tidak ada yang menjalankan ajaran Islam dan berperilaku
layaknya hewan. Belum lagi ketamakan dan keserakahan istri raja Tuning, Ratu Tumo
Sewu, yang membuat pasukan kerajaan selalu semena-mena kepada rakyat.
Setiap hari trafickking
atau perdagangan manusia, perampasan harta rakyat serta kerja paksa untuk
kerajaan selalu terjadi. Pajak besar harus ditanggung oleh rakyat. Kondisi itu
membuat rakyat Sarkem hidup menderita, kurus kerontang dan tergolong madesu
alias masa depan suram.
Mendengar hal
itu, Raja Bledeg Jowo mengutus Hamad Humud bin Himad Himid untuk membawa pesan kepada
Raja Tuning agar segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, yakni ajaran
agama Islam. Namun, tawaran baik itu justru ditanggapi kerajaan Sarkem dengan
menantang perang, dengan taruhan siapapun yang kalah harus tunduk dan patuh
kepada pemenang.
*** DIALOG ***
Babak 1
Raja Bledeg : Hemm…alhamduilah,
matur nuwun pengeran. Selama aku dadi rojo 20 tahun iki katah kenikmatan
engkang jenengan paringake. Dadi rojo ganteng, rakyatku nurut manut, sembayange
kiyeng, harta melimpah ngeluwihi Abu Rizal Bakrie dan negoro seng gemah ripah
loh jinawi ngalahi wong luar negeri. Opo meneh permaisuriku cuaantik.
Ha..ha..ha, lengkap sudah kenikmatanku, alhamdulilah. Dinda….dindaku…
Ratu blantikan : Iya
kanda, ada apa kanda memanggilku???
Raja Bledeg : Dinda, sudah
banyak kebaikan yang dilakukan oleh kerjaaan Ulumiyyah. Kira-kira apa lagi yang
masih kurang dinda??
Ratu Blantikan : Iya kanda,
memang begitu. Sembako murah, panen melimpah, koruptor ditindak tegas,
pesantren dimana-mana, pendidikan gratis hingga perguruan tidak ada anak di
negeri ini yang putus sekolah. Namun, di mataku ada satu hal yang masih
mengganjal kanda,,,
Raja Bledeg : apa itu
dinda??
Ratu Blantikan : Nasib
para pejuang veteran banyak yang masih belum terpikirkan. Di saat muda mereka
memanggul tombak, namun setelah tua tidak ada yang memberikan perhatian, hidup
sebatang kara dengan gubug reotnya.
Raja Bledeg : Hemm, betul
kamu dinda. Itu memang menjadi PR kita. Nanti aku akan perintahkan patih ireng
crumut untuk menindak-lanjuti kekurangan itu.
Ratu Blantikan : iya kanda.
(Patih cilik ireng gede ireng masuk memberikan hormat)
Pateh cilik ireng : Hormat saya
gusti,,,
Raja Bledeg : Iyo tak
tompo. Ada apa patih ireng cerumut, pagi-pagi sudah dating menemuiku?.
Pateh cilik ireng : Begini
raja Bledek. Saya ingin memberi laporan bahwa ada seorang menteri yang melakukan peggelapan
dana olah raga. Bagaimana raja??
Raja Bledeg : tangkap
saja. Adili seadil-adilnya. Tidak ada yang boleh bertindak semena-mena di tanah
Ulumiyyah. Semua haus taat aturan, meskipun itu pejabat setingkat menteri.
Pemerintah dari rakyat, oleh rakyat dan oleh rakyat.
Patih Ireng : baik
gusti raja, akan saya laksanakan.
(Tiba-tiba datang Hamad Humud bin Himad Himid menghadap)
Ki Hamad : Hormat
gusti.
Raja Bledeg : Yo tak
tompo. Ada apa ki Hamad Humud kok dating dengan tergopoh????
Ki Hamad : Begini
raja. Berdasarkan informasi dari intelejen kita, di seberang nan jauh sana,
telah berdiri sebuah kerajaan, namanya kerajaan Sarkem. Dipimpin oleh raja
tuning alias untu kuning, dan patih bimoli alias bibir monyong lima senti. Di
sana hukum tidak ditegakkan, tiap hari ada kerusuhan, terorisme di mana-mana,
korupsi meraja-lela, perdagangan manusia menjadi sudah biasa, belum lagi banyak
yang mengaku ustadz tapi tindakannya bejat. Semua hal dipolitisi raja, termasuk
sepak bola. Mohon petunjuk raja..
Ratu Blantikan : Weleh,
welweh, weleh, jaman sekarang masiha da kerajaan seperti itu??? Apakah sebelumnya mereka tidak pernah belaja
di pesantren ??
Ki Hamad : dilihat
dari gelagatnya, memang begitu ratu. Tidak ada pesantren yang tumbuh di kerjaan
itu.
Raja Bledeg : baiklah,
berangkatlah dirimu dengan membawa prajurit. Sampaikan pesanku kepada raja untu
kuning dan patih bimoli, agar menghentikan kegiatan dan perilaku minim
peradaban itu.
Ki Hamad : Baik
gusti raja.
Babak 2
(Dua orang prajurit Sarkem tengah menyiksa rakyat)
Prajurit 1 :
Hahahaha, ayo bayar upeti, serahkan hartamu kepada raja…hahaha.
Prajurit 2 : betul,
hahahahah. Jangan sampai kamu membangkang perintah raja tuning alias untu
kuning,,hahahahah
Rakyat 1 : Ampun
tuan kami sudah tidak punya apa-apa. Hasil panen sudah habis diminta raja
kemarin lusa. Ternak juga sudah digarong oleh penggarong.
Rakyat 2 : Betul
tuan, kami sudah miskin, melarat. Kenapa kami malah ditindas oleh kerajaan
tuan?? Rumah kami kemrin juga baru saja terkena gusur. Ampuni kami tuan, kami
rakyat miskin bodoh dan tidak pernah disekolahkan tuan.
Prajurit 2 : Ora
urusan, salahmu sendiri tidak mejadi pejabat. Cepat jangan banyak bicara.
Rakyat 3 :
Bagaimana mau jadi pejabat tuan, kami tidak bisa memiliki uang untuk membeli
sebuah jabatan.
Prajurit 1 : Diam,
jika sampai besuk tidak kau bayar upeti akan kuhabisi nyawamu. Hahahahhaha,
enyah dari hadapanku
Rakyat 1 dan 2 : Aduh
biyung ampun tuan. Wadoh, wadoh, wadoh.
Babak 3
Patih Bimoli : Gusti
untu kuning, apa yang menjadi perintahmu pasti akan kami turuti. Semua jenis
kuda sudah engkau koleksi, mulai dari kuda poni hingga kuda binal. Apartemen
dan hotel pun juga sudah engkau miliki. Belum lagi dimana-mana engkau beli
perusahaan, meskipun banyak menenggelamakan orang-orang kecil tengil, seperti
yang di Sidorjao itu. Hahaha.
Raja Tuning : Betul
patih bimoli. Hahahaha. Akau memang raja terkaya di dunia ini.
Ratu Tumo Sewu : Tapi Gusti,
masih banyak keinginanku yang belum tercapai.
Raja Tuning : Apa itu
tatu tumo???
Ratu Tumo : Aku
masih ingin punya banyak tanah, banyak pembantu, mulai tidur bangun hingga
tidur lagi, ada pelayan yang melayani. Ada yang nyuapi, menyisir rambut
panjangku, dan ada yang menyanyikan nina bobo saat aku mengantuk. Selain itu
gusti, aku juga pengen jalan-jalan setiap hari ke luar negeri, amerika,
singapura dan malaysia.
Raja Tuning : Apakah
kamu ingin jadi TKI di sana ratu???
Ratu Tumo : Tentu
tidak gusti. Aku mau shopping, belanja baju, perhiasan, beli siomai di sana.
Meskipun hanya siomai, kalau dimakan di malaysia katanya rasanya lain gusti.
Masa orang permaisuri raja jadi TKI, kaga level lah??Bukan begitu dayang???
Dayang 1 dan 2 : Betul
ratu, kalau jadi TKI pulang nanti malah disholati.
Raja Tuning : Yo tak
turuti keinginanmu ratu, jangan kuatir. Duitku iseh sak gunung. Mengko tak
jikokno duit songko rakyat. Ga usah numpak pesawat, numpak jaran wae. Patih
bimoli, ojo lali tarik upeti songko rakyat.
Patih Tuning : Sendiko
gusti.
(Tiba-tiba datang Hamad Humud bersama prajurit Ulumiyyah)
Patih Tuning : Siapa
dirimu berani-beraninya memasuki kerajaan Sarkem??Apakah kalia sudah bosan
hidup?? Hahahaha.
Ki Hamad : Raja
untu kuning lan patih bibir monyong lima senti. Kenalkan aku Ki Hamad Humud bin
Himad-Himid dari kerajaan Ulumiyyah. Aku membawa pesan , rojo Bledeg Jowo, gawe
siro-siro kabeh. Lerenono tindakan bejatmu, mbaleko neng ajaran seng bener, yo
iku ajaran Islam.
Rojo Tuning :
Hahahahahahahahaah, sopo kamu? Wani-wanine mrentah rojo sakti mandraguno,
pemilik semua jenis perusahaan, Rojo Tuning alias untu kuning, hahahaha.
Ki Hamad : Lak ora
gelem manut tak plintir sirahmu.
Rojo Tuning : Opo
jaremu??? Pisan meneh.
Ki Hamad : Tak
plintir sirahmu.
Rojo Tunung :
Ehhh…mbedudul koe. Patih bimoli, ajari toto kromo wong iki.
(Patih Bimoli
duel dengan ki hamad dan prajuritnya. Ki hamad dan prajuritnya babak belur)
Patih Bimoli :
Hahahahahaah, kecil gusti, sudah beres.
Rojo Tuning : Kandakno
rojo Bledeg tak tantang duel,,,,sesuk jam 2. Lak aku kalah tak serahno kerajaan
lan isine marang kerajaanmu, Ulumiyyah. Nanging sebalike lak koe kalah
kerajaanmu tak pek??gelem???hahahahaha.
(Ki Hamad dan prajutirnya lari terbirit birit dan kepecirit)
Babak 4
Raja Bledeg :
Hemm…kiro2 piye yo hasile Ki Hamad Humud bin Himad Himid ngadep karo rojo untu
kuning? Kasil opo ora kiro2?? Aku kok nduwe roso kuatir.
(Datanglah Ki Hamad dan prajurit dengan tergopoh)
Ki Hamad : Ampun
gusti. Ternyata rojo untu kuning lan patih bimoli benar2 sakti mandraguna.
Ajiane ampuh gusti. Rojo untu kuning bnjeng jam 2 nantang duel kerajaan
Ulumiyyah, engkang menang berhak atas kekuasaan kerajaan. Pripin gusti? Kulo
niki sampun babak belor dibogem mentah kaleh patih bimoli.
Rojo Bledeg : Yo wes
lak ngono, tak terimo tantangane. Patih Cilik Ireng Gede Ireng……
Patih cilik ireng : Dalem
gusti rojo…
Rojo Bledeg : Siapno
pasukanmu ayo terimo tantangan duel kerajaan Sarkem. Musnahno Sarkem, ojo
nganti kebathilan terus menerus terjadi. mengko tak susul.
Patih Cilik ireng : Sendiko
dawoh gusti…
(Berangkatlah patih Cilik ireng, Ki Hamad dan prajurit ke medan
pertempuran)
Babak 5
(Raja untu kuning
dan patih bimoli serta prajuritnya menunggu di medan pertempuran)
Rojo Tuning : Ndi
Kerajaan Ulumiyyah kok sue ora muncul?? Opo gak wane ngeladeni tantanganku??
Hahahahaha.
Patih bimoli : Geh
husti, kadose ajrih kaleh untune gusti, hahahahah.
(Patih bimoli dan prajurit tertawa dan diikuti oleh raja tuning)
Rojo Tuning : Hussss,
gak sopan.
(Tiba-tiba muncullah rombongan patih Cilik Ireng dan Ki hamad beserta
prajurit)
Rojo Tuning : Bernyali
juga dirimu menerima tantanganku, hahahaha.
Patih Cilik ireng : Becik
ketitik olo ketoro, aku ora wedi.
(Peperangan sengit terjadi, hingga di akhir muncul rojo Bledeg Jowo
membantu)
Babak 6
(Ratu blantikan dan dayang-dayang ikut bergabung)
Ratu blantikan : Kakanda,
gima hasilnya aku menghawatirkanmu…..
Rojo Bledeg : Tenang
adinda, kanda baik2 saja. musuh telah berhasil ditumpas. Kebathilan kerajaan
Sarkem telah lenyap. Kini semuanya di bawah kendali kita, kerajaan Ulumiyyah.
Kerajaan dengan ajaran Islam akan siap berlayar ke manapun angin membawa.
Hahaha.
Ratu Balntikan : Syukurlah
kalau begitu, kanda. Nangin kulo ampun dimadu geh.
Rajo Bledeg : Tenag
dinda, jika dinda selalu mempesona tidak ada alasan bagiku untuk mencari madu.
Hahahaha.
*** KHARAKTER DAN KOSTUM PEMERAN ***
1.
Raja Bledeg Jowo :
Bijaksana dan kharismtik.
Kostum : Pakaian raja, bawahan
dilapisi kain sarung.
2.
Patih Cilik Ireng Crumut :
Serius dan tegas berpendirian.
Kostum : Pakaian pendekan kuno dengan
ikat di kepala.
3.
Ki Hamad Humud bin Himad
Himid : Cengengesan dan selera humor tinggi kadang suka ceplas ceplos.
Kostum : Pakaian jawa serta blangkon atau
ikat kepada. Memakai kalung tasbih besar.
4.
Ratu Blantikan : Arif
bijaksana dan kharismatik.
Kostum : Pakaian muslim berselendang.
5.
dayang-dayang Ulumiyyah :
manut ratu kalem.
Kostum : Pakaian muslim berselendang.
6.
Prajurit Ulumiyyah : Tegas
dan berwajah dingin
Kostum : Kostum prajurit kerajaan
pakai tombak-tombakan.
7.
Raja Tuning : Angkuh dan
bemuka garang.
Kostum : pakaian raja kuno membawa
tongkat
8.
Patih Bimoli : Cengengesan
dan penjilat, bermuka sombong dan angkuh
Kostum : pakaian pendekar udeng-udengan
dan bawa pedang-pedangan.
9.
Ratu Tumo Sewu : Manja,
penjilat dan tamak.
Kostum : Busana muslim gelamor dibalut
selendang.
10. dayang-dayang Sarkem : Angkuh dan pencibir
kostum : pakaian muslim berselendang
11. prajurit Sarkem : Garang dan angkuh
kostum : pakaian pendekar kuno dengan
membawa tombak-tombakan
12. rakyat Sarkem : Nelongso menderita tanpa harapan.
Kostum : Pakaian kuno compang camping
lusuh.
Selesai
Created,
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar