Mencoba tersenyum, hati ini selalu
menangis
Mencoba terjaga, mata ini selalu terlelap
Mencoba melangkah, kaki ini terasa kaku
Mencoba berpikir, akal ini menari terlalu liar
Saat malam merayap
Jiwa ini mulai terdampar
Tersapa ruang hampa seperti hari lalu
Tak berdaya dalam keterbatasan
Aku teriak, angin pun enggan mendengarnya
Aku terdiam, celoteh cicak itu nyaring mengejekku
Aku tumpahkan rasa dalam sebuah coretan, pena ini mendadak menjadi tumpul
Aku tutup rapat telinga, riuh kehidupan selalu memancingku untuk mendengar
Raga mulai rapuh tak berdaya
Tergopoh akan kepura-puraan
Tersentak oleh suratan kehidupan
Hingga akhirnya mengadu pada sang mimpi
Tak tertahan
Gemetar menutup mata dengan kedua tangan
Namun jelas diantara jemari itu
Dengan sendirinya, aku mengintip kegelisahan
Mencoba melangkah, kaki ini terasa kaku
Mencoba berpikir, akal ini menari terlalu liar
Saat malam merayap
Jiwa ini mulai terdampar
Tersapa ruang hampa seperti hari lalu
Tak berdaya dalam keterbatasan
Aku teriak, angin pun enggan mendengarnya
Aku terdiam, celoteh cicak itu nyaring mengejekku
Aku tumpahkan rasa dalam sebuah coretan, pena ini mendadak menjadi tumpul
Aku tutup rapat telinga, riuh kehidupan selalu memancingku untuk mendengar
Raga mulai rapuh tak berdaya
Tergopoh akan kepura-puraan
Tersentak oleh suratan kehidupan
Hingga akhirnya mengadu pada sang mimpi
Tak tertahan
Gemetar menutup mata dengan kedua tangan
Namun jelas diantara jemari itu
Dengan sendirinya, aku mengintip kegelisahan
Oleh : Bledeg Biru
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar