Sahabat Al Ittihad, tahukan kalian apa yang terkandung dari dasar negara kita pancasila??. Sebagai warga negara yang baik, tentu harus paham dan tahu filosofi dari dasar negara kita itu. Para perumus Pancasila, Ir. Soekarno dan kawan-kawan, sudah mendesain sedemikian rupa agar kandungan yang terdapat di dalamnya bisa mewakili heterogenitas warga Indonesia, bukan homogenitas. Berikut ini beberapa pandangan mengenai Pancasila secara filosofis.

Ketuhanan Yang Maha Esa
Sahabat Al Ittihad, sila yang pertama dari dasar Negara kita ini menunjukkan bahwa para perumus Pancasila merepresentasikan prinsip umat Islam, sebagai umat mayoritas di Indonesia. Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan secara eksplisit (jelas) bahwa Tuhan itu satu. Maka dari itu, sila yang pertama ini sudah sangat tepat mengukuhkan prinsip umat Islam, Tuhan Maha Esa.

Kemanusian Yang Adil Dan Beradab
Dalam sila ini perumus pancasila berusaha membuat beberapa konsep keadilan menjadi satu. Bukan hanya sekedar adil, namun juga beradab. Itu artinya sebagaimna pandangan Aristoteles mengenai teori keadilan, bahwa keadilan terbagi atas dua bentuk. Pertama keadilan distributif, yakni keadilan yang semua orang berhak mendapatkannya, tanpa terkecuali. Teori ini jelas terwakilkan pada kata adil dalam sila kedua, adil secara distributif.
Sedangkan bentuk yang kedua adalah keadilan kumulatif, yakni keadilan yang berdasar kepada kualifikasi. Bentuk ini menggambarkan adil hanya didapatkan pada orang-orang tertentu sesuai dengan kontekstual adil. Sebagai contoh, ketika seorang mendapatkan hadiah buku karena menjadi peringkat pertama di kelas, itu adalah adil dalam bentuk kumulatif. Tentu saja, kita tidak bisa menyamakan bentuk adil ini kepada semua orang. Hadiah buku tidak diberikan kepada semua siswa, melainkan hany yang menjadi peringkat pertama. Hal inilah yang disebut adil dan beradab.

Persatuan Indonesia
Sahabat Al Ittihad, makna yang terkandung dalam sila yang ketiga ini begitu tinggi. Indonesia diberikan oleh Allah karunia yang sungguh besar, yakni memiliki ratusan suku bangsa, bahasa serta adat-istiadat yang satu sama lainnya berbeda. Dalam sila Persatuan Indonesia, semua warga Indoensia diminta untuk bisa bersatu padu tanpa melihat perbedaan suku, bahasa atau adat istiadat yang berbeda.
Dengan adanya sila yang ketiga ini, maka segala bentuk perbedaan yang ada akan disatukan dalam satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, Indonesia.

Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sahabat Al Ittihad, sila ini mengandung pengertian bahwa segala urusan yang menyangkut rakta Indonesia harus senantiasa diselesaikan dengan jalan musyawarah mufakat. Semua pendapat, usulan serta saran harus dilakukan melalui jalan musyawarah, baik secara langsung ataupun perwakilan. Maka dari itu, sistem pemerintahan kita merujuk kepada demokrasi perwakilan. Ada DPR yang tugasnya adalah mewakili kepentingan rakyat banyak.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam wilayah sosial, semua warga Indoesia wahjib mendapatkan hak yang sama sesuai dengan kapasitasnya sebagai warga negara. Tidak ada perbedaan layanan publik bagi orang kaya, miskin, atau cacat. Semuanya berhak mendapatkan pelayanan yang sama oleh negara melalui abdinya.  Namun begitu, sering kali kita melihat pelayanan yang didapat oleh orang kecil berbeda dengan orang kaya, seperti dalam pembuatan surat-surat tertentu. Mestinya tidak demikian.

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Majalah Al-Ittihad © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top