Pohon kelapa bercabang delapan di belakang asrama Ponpes NTI, Kebonharjo Jatirogo Tuban. (Foto : Ma'ruf)

Al-Ittihad, edisi 1 - Pada umunya pohon kelapa tidak memiliki cabang. Namun, pernahkan anda berpikir, ada di antara pohon kelapa yang memiliki cabang, bahkan lebih dari satu. Memang ada, salah satunya adalah pohon kelapa yang terdapat di komplek Pondok Pesantren Nahdhatut Tholibin al-Islamiyyin, Desa Kebonharjo Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban.
Saat reporter Al-Itihad untuk kesekian kalinya datang melihat, Rabu (15/5), pohon yang sudah ditanam sejak tahun 1990 lalu itu bediri kokoh dengan delapan cabang, empat di antaranya berbuah dengan warna kemerahan, layaknya kelapa pada umumnya. Tidak ada keanehan lain selain cabangnya yang berjumlah delapan itu.
Gus Mad, salah seorang pengasuh pondok tersebut mengatakan, pohon kelapa yang bercabang delapan itu ditanam oleh seorang santri pada sekitar tahun 1990. Saat itu, tidak ada pikiran jika pada suatu saat nanti kelapa yang ditanam itu akan memiliki cabang.
“Kalau tidak salah ditanam pada tahun 1990, dan saat itu kita tidak pernah menyangka pohonnya akan memiliki cabang. Saya lupa siapa yang menanam, tapi yang jelas salah seorang santri kami,” jelas beliau kepada reporter Al-Ittihad.
GM, - sapaan akrab Gus Mad -, mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kelapa yang ditanam di pondoknya tersebut memiliki cabang. Beliau meyakini tidak memberikan pupuk apapun dan hanya dibiarkan tumbuh dengan alami.
“Tidak seketika bercabang sebanyak ini, tahun pertama cabang satu dan rata-rata setiap tahun tumbuh cabangnya hingga sekarang menjadi delapan. Terakhir keluar cabangnya seingat saya tahun 2010 silam,” ujar GM.
GM menceritakan, sesungguhnya secara keseluruhan terdapat 4 kelapa bercabang di komplek pesantren miliknya. Namun, saat ini hanya tersisa dua pohon karena yang lainnya mati dan ada satu pohon yang dibawa oleh seseorang ke Jakarta.
“Sebenarnya dulu ada 4 pohon. Namun saat ini tinggal 2, yang satu mati dan yang satunya lagi dibawa orang ke Jakarta, katanya sih mau ditanam di komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Selama ini ya buahnya biasa diambil santri untuk masak atau sekedar mencicipi air kelapanya,” terang GM lagi.
Berkaitan dengan keberadaan pohon kelapa aneh tersebut, GM menuturkan banyak orang datang dari jauh yang ingin meminta buahnya atau sekedar melihatnya. Beliau tidak mempersoalkan hal itu, selagi tidak ada niat buruk yang berkaitan dengan menyekutukan Allah.
“Segala yang tercipta di bumi atas kekuasaan Allah. Jadi jika ada hal-hal yang oleh orang dirasa aneh itu ya karena Allah, bukan hal itu sendiri,” tandas GM. (Matin/Ma'ruf)

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Majalah Al-Ittihad © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top