Ismawati , Pimpinan Redaksi Majalah Al-Ittihad (Foto : Siti) |
Pembawaannya kalem, wajahnya yang
sendu menambah kesan feminim pada diirnya menjadi lebih kental. Namun, sorot
matanya begitu tajam, mencerminkan kepribadian yang selalu berpikir kritis dan
tanggung jawab. Meskipun seorang perempuan, seperti RA. Kartini, ia mampu
membuat perbedaan gender tidak menjadi halangan untuk selalu berkarya. Itulah
Ismawati, Pimpinan Redaksi Majalah Al-Ittihad Ulumiyyah.
Ismawati lahir di Suko Grenjeng, Kenduruan
pada 23 Mei 1998, tepat dua hari setelah mantan Presiden Soeharto lengser. Ia
merupakan putri ketiga dari pasangan Bapak Darsun dan Ibu Lamsini.
Saat berbincang dengan reporter
Al-Ittihad, kak Isma – begitulah ia akrab disapa -, mengungkapkan, begitu mengagumi
sosok RA Kartini. Baginya, RA Kartini adalah simbol kebangkitan wanita Indonesia.
Dengan adanya tauladan darinya, wanita Indonesia banyak yang terinspirasi untuk
berkarya, dengan tetap mengkedepankan kapsitasnya sebagai kaum Hawa.
Pemilik suara merdu ini menuturkan,
memajukan sekolah kita, MTs Ulumiyyah adalah ekspektasinya. Apalagi, ia merasa
berbagai potensi yanga ada pada dirinya benar-benar tergali semenjak masuk di
sekolah itu.
“Bagi saya Ulumiyyah adalah rumah kedua.
Apapun yang terjadi, saya akan berusaha sekuat tenaga bersumbangsih memajukan
sekolah ini,” katanya cengar cengir.
Penghobi bola volley ini mengaku,
awalnya cukup berat diberi amanah menjadi Pimpinan Redaksi Majalah Al-Ittihad.
Pasalnya, sejauh ini dirinya belum pernah mendapatkan ilmu tentang jurnalistik.
Namun, berkat kerja keras dan bimbingin semua dewan guru, akhirnya ia merasa
mampu melakukan tanggung jawab itu.
“Saya kenal juralistik ya di sini.
Makanya, saya tadinya merasa beban diamanati menjadi Pimred. Namun, setelah
berusaha dan bekerja keras ternyata asyik juga ya. Itung-itung belajar jadi
pemimpin majalah,” cetus penikmat nasi pecel ini sambil kembali terkekeh.
Impian kak Isma saat ini adalah,
bisa kuliah pada kampus terkemuka. Jika boleh memilih, ia sangat ngebet belajar
pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Baginya, belajar pada PAI nanti akan
membuatnya lebih dalam lagi mempelajari ilmu agama yang sudah ia dapatkan di
pesanren. Selain itu, tentu ia juga akan tahu bagaimana cara mengajar yang baik, sesuai cita-citanya, menjadi guru agama. Sebagai catatan, saat ini kak Isma juga nyantri di Ponpes Nahdlatut Tholibin Al-Islamiyyin (PP NTI) Kebonharjo, sebuah pondok yang juga satu yayasan dengan sekolahnya.
“Saya berharap kelak bisa kuliah,
di Jurusan PAI. Mohon doanya dari sahabat Al-Ittihad,” katanya sambil
menerawang.
Dalam perbincangan itu, ia juga
berpesan untuk semua adik kelas, agar tetap semangat dan percaya diri dalam
mengembangakan potensi. Menurut pemilik zodiak Gemini ini, potensi sseorang tidak
akan keluar dan berkembang jika tidak digali. Semua itu menurut kak Isma perlu
pembiasaan.
“Saya kira semuanya butuh pembiasaan.
Sukses tidaknya kita itu bergantung sebesar apa usaha kita. Jika kita hanya
menggantungkan diri pada keberuntungan, ya kesuksesan akan sulit untuk diraih.
Seperti menulis, untuk membuat tulisan yang baik dan renyah, tentu kita harus
sesering mungkin menulis,” sambung kak Isma.
Ditanya tentang motto hidup, gadis
yang pernah mengkuti lomba menulis fiksi tingkat nasional ini menyebutkan,
semangat adalah kunci menunaikan tanggung jawab. Dengan semangat, kata kak
Isma, maka tanggung jawab seberat apapun pasti bisa diselesaikan.
“Apapun itu akan menjadi lebih
ringan dengan semangat. Percayalah,” imbuhnya.
Kini, kak Isma sudah menginjak
kelas VIII. Itu artinya sebenatar lagi, ia harus lebih konsentrasi untuk
menghadi Ujian akhir Nasional (UAN) pada kelas IX nanti. Untuk itu, ia berharap
pada adik kelas lebih bersiap meneruskan perjuangannya selama ini. Namun, ia
berjanji akan tetap membantu sesuai kemampuannya. Satu pesan lagi dari kak
Isma, apapun yang terjadi, Majalah Al-Ittihad harus tetap selalu hadir, sesulit
apapun.
“Apapun kondisinya, majalah
tercinta kita, Al-Ittihad, harus selalu terbit. Mungkin ini salah satu
sumbangsih paling mengesankan yang pernah saya berikan untuk Ulumiyyah. Kalau diberi
kesempatan, kelak saya ingin mengabdi disini,” pangkasnya mengakhiri
perbincangan. (Rossy)
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar