Ilustrasi

Aku sudah terbangun,,,
Saat malam masih menderu
Ayam pun enggan berkoar dengan kokoknya
Embun pagi juga belum merasakan jilatan sang surya
Hanya samar suara langkah ribuan kaki selalu bergema

Aku sudah terbangun,,,
Sedikit memaksa mata ini untuk tidak lagi terpejam
Mencoba menikmati dinginnya air menyentuh kulit
Mencoba menggerakkan tulang yang masih kaku dan ngilu
Mencoba menggerakkan bibir ini untuk berkomat-kamit
Kadang tidak jelas apa yang kulafadzkan itu

Aku sudah terbangun,,,
Orang tua itu berkalung sorban
Menenteng kitab yang entah apa isinya
Memegang erat dan menggerakkan butiran-butiran kecil dengan irama
Bertutur panjang membuat pikiran ini justru melayang ke suatu tempat antah berantah

Aku sudah terbangun,,,
Belasan anak muda mengerumuni sebuah nampan
Melahap dengan rakus semua yang ada di dalamnya
Hingga bekas pada jari kotornya pun tidak tersisa
Berebut menghabiskan air dalam sebuah kendil nasi

Aku sudah terbangun,,,
Saat kembali kulihat orang tua bersorban putih
Kali ini sedikit berbeda
Bukan kitab yang berada dalam tentengannya,
Juga bukan butiran-butiran kecil di tangannya yang terpegang dan tergerak
Hanya sebuah tumpukan kertas berada dalam genggamannya
Sangat tebal
Tertulis angka-angka yang semakin membuatku tidak mengerti
Namun sama, ia juga bertutur panjang membuat pikiran ini kembali melayang nanar

Aku sudah terbangun,,,
Saat air mata ini kembali menetes deras
Menjilat liar setiap lekuk wajahku
Mengguncang dada
Menggugah jiwa
  
Aku sudah terbangun,,,
Saat hati ini untuk pertama kalinya terbuka
Berusaha menangkap setiap hal yang terlihat, terdengar dan terpikir
Meskipun mata, telinga dan akal ini sudah mulai menua

Dan aku sudah terbangun,,,
Saat terlihat malam yang masih menderu itu kembali menghampiriku
Kali ini aku berusaha menikmati pesonanya
Di bawah rindang kelapa bercabang pada sebuah pesantren

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Majalah Al-Ittihad © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top